-->
1 / 3
2 / 3
3 / 3

Teknologi dan Kelangsungan Hidup Manusia (Belajar dari Wall-e)


Nonton video bareng putera tercinta  di notebook mungil Asus, Eee PC Flare Series, yang berhasil kami bangunkan dari tidur panjangnya setelah mengalami mati suri.

Kami pilih sebuah film animasi yang dirilis sekitar tahun 2008, film dari Pixar Animation Studios ini sangat mendidik dan membawa pesan moral sekaligus peringatan yang begitu nyata tentang bahaya sampah bagi bumi, mudahnya hidup di era teknologi canggih, bahaya teknologi diluar kendali, persahabatan dan tekad bersama untuk mewujudkan suatu tujuan, hingga pesan tentang   pentingnya menjaga tanaman agar tumbuh, tetap hidup, hijau, dan memberikan manfaat bagi kelangsungan ekosistem hayati yang hidup di bumi.

Wall-e. Ini adalah kali kedua saya menyaksikan film ini, mungkin anda pernah juga menontonnya dan ingin berbagi kesan dan pesan anda yang belum terungkapkan setelah menyaksikan film tersebut, untuk itu anda dapat berbagi melalui kolom komentar dalam artikel ini.

Ya, Wall-e adalah type robot pekerja kebersihan bertenaga surya  yang diproduksi secara massal oleh perusahaan terbesar dan paling dominan di dunia bernama BNL (Buy n Large). robot-robot ini  telah diprogram untuk menjaga kebersihan dengan mengemas dan menyusun  sampah. Namun banyaknya sampah yang dihasilkan oleh manusia telah sangat parah hingga sampah hampir menutupi seluruh permukaan bumi, menimbulkan polusi udara dengan tingkat kontaminasi berbahaya di luar toleransi paru-paru manusia, hingga akhirnya bumi menjadi planet mati yang ditinggalkan oleh umat manusia dan nyaris tanpa kehidupan sama sekali.

Wall-e dengan tanaman yang hampir mati
Adalah sebuah robot usang Wall-e yang masih berfungsi dengan baik, hidup diantara menjulangnya sampah  yang sebagian tingginya telah melampui gedung-gedung pencakar langit, dan seekor kecoa yang menjadi teman sekaligus hewan peliharaannya, membuka film ini dengan kejutan yang memancing emosi dan pikiran kita. Andrew Stanton (pengarang cerita Wall-e) seakan ingin mengajak kita turut serta dalam imajinasi dan prediksinya, berjalan ke masa depan dan membayangkan dampak mengerikan yang dapat ditimbulkan oleh sampah yang tak terkendali bagi bumi, dimana teknologi massal robot cerdas seperti Wall-e sekalipun tak sanggup untuk menanggulanginya.

Pasca bumi ditinggalkan manusia, robot-robot ini tetap bekerja sesuai dengan program hingga mereka rusak dan berhenti berfungsi, dan hanya tersisa satu robot wall-e dengan kecerdasan menyerupai manusia yang mampu bertahan dan beradaptasi dengan kerasnya kondisi bumi saat itu. Robot Wall-e yang satu ini juga memiliki kebiasaan nyentrik, layaknya seorang kolektor benda antik yang berpengalaman, dia memiliki begitu banyak koleksi benda-benda yang berasal dari sampah yang masih berfungsi dengan baik seperti; televisi, video player, sendok, bohlam lampu, hingga suku cadang untuk dirinya sendiri yang berasal dari robot wall-e lainnya yang telah mati.

Singkat cerita wali bertemu dengan robot terbaru buatan BNL yang ditugaskan untuk mencari tanda-tanda kehidupan dalam bentuk  tumbuhan bumi. Berbeda jauh dengan wali yang masih menggunakan teknologi robotic reguler, EVE begitulah dia dipanggil, adalah type robot digital BNL dengan desain futuristik yang telah disempurnakan dan dilengkapi berbagai kemampuan seperti; Intelegensi tinggi, Terbang dengan kecepatan supersonic, scanning object dan yang paling mengerikan adalah Laser Canon berdaya ledak tinggi!

Pertemuan kedua robot ini sangat jauh dari kesan ramah, tapi akhirnya mereka  saling mengerti apa yang harus mereka lakukan untuk menyelamatkan sebuah tanaman yang menjadi kunci kembalinya peradaban manusia di planet bumi. Selama 98 menit kita akan dihadapkan pada  banyak momen lucu, tegang, dan mengharukan, terlebih saat Wall-e mengalami kerusakan fatal demi menjaga tabung Plan Extraction (Ekstraksi Tanaman) tetap terbuka, sehingga Eve dan kawan-kawannya memiliki cukup waktu untuk menyelamatkan tanaman yang sudah hampir mati.

Dalam film ini, Wall-e dan Eve diasumsikan sebagai 2 teknologi lama dan terbaru yang berbeda masa namun memilki akar sejarah dan tujuan dasar yang sama, yakni bersumber dari manusia dan memberikan manfaat besar bagi manusia. Disisi lain ada Auto yang diasumsikan sebagai teknologi super canggih yang tetap memiliki cacat (bug) pada program dan menjadikannya tidak terkendali dan justeru menjadi lawan berbahaya bagi manusia.

Konsep cerita yang sederhana dan mudah dipahami, justeru memberikan nilai lebih pada film ini, sebagai daftar film yang patut diputar ulang untuk pribadi, atau untuk memberikan tontonan sehat dan mendidik bagi anak-anak kita. ■Khaerudin Noer